INDO888 Online Betting - Budaya Minum Tuak di Bali - Ikon Budaya Tuak Bali Dengan Tradisi Metuakan - Berdasarkan penelitian para ahli, tuak merupakan minuman yang memiliki kadar alkohol rendah, lebih rendah dari bir dan anggur. Tuak
pada dasarnya berguna untuk membuat kondisi seseorang tenang karena
mampu menekan syaraf sentral konsumennya. Tetapi jika menengguk melebih
porsi yang seharusnya maka orang yang mengkonsumsi tuak akan menjadi
mabuk dan tak mampu mengendalikan diri.

Meski pada umumnya tuak disinyalir menjadi pemicu pertikaian karena banyak orang mabuk jika meminumnya, tetapi orang Bali tidak akan pernah lepas dari minuman ini. Tuak adalah ikon budaya di Bali.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai minuman ini kami ingin berbagi informasi tentang tuak:
Enau/Aren Pohon Penghasil Minuman Tuak

Pohon
Enau/Aren atau yang biasanya dipanggil pohon Jaka mempunyai guna dan
manfaat yang cukup besar dari ujung daun mudanya yang disebut 'ambu'
dipergunakan untuk sarana upacara atau hiasan penjor, daunnya
dipergunakan untuk membuat sesajen dan serabut batangnya berguna sebagai
atap sanggah. Jangan heran jika Pohon Enau ini mempunyai nilai ekonomi
yang sangat tinggi.
Proses Pembuatan Minuman Tuak

Proses
pembuatan tuak ternyata memakan waktu yang panjang dan rumit, paling
tidak petani tuak membutuhkan waktu 3 bulan sebelum air nira mengalir
dari batangnya. Tidak cukup dengan ketrampilan dan kecakapan dalam
mengolah pohon aren saja, seorang petani tuak juga harus mengetahui cara
membuat lau yang berfungsi menggantikan ragi dalam proses fermentasi
air nira tersebut, Lau yang biasanya terbuat dari serabut kelapa yang di
keringkan biasanya juga ditambahkan potongan-potongan batang kayu bayur
untuk menambah kualitas dan rasa dari tuak, Lau tersebut berfungsi
untuk merubah kandungan gula menjadi alkohol.
Acara Adat Dengan Khas Minuman Tuak

Di
Bali minuman tuak sudah menjadi bagian dari acara adat di Bali, Tuak
biasanya disediakan untuk menjamu tamu undangan dalam setiap acara
pernikahan yang biasanya akan diisi dengan acara kesenian megenjekan.
Uniknya ada beberapa daerah yang masih mempergunakan batok kelapa
berlubang untuk secara bergiliran dipergunakan meminum tuak, dengan
duduk membentuk lingkaran.
Tuak
memang memabukan, tetapi karena kandungan yang terdapat dalam tuak
berfungsi untuk menenangkan ketegangan syaraf dan saat orang mabuk tuak
cenderung ngantuk dan lemas maka jarang terjadi keributan akibat dari
minum tuak tersebut. Sebaliknya akan mempererat persahabatan dan
kekeluargaan.
Sekarang
tergantung bagaimana kita menikmatinya, tuak mampu memutar pekonomian
di pedesaan nilai ekonomi pohon aren ini memberikan penghidupan bagi
petani-petani tuak. Sebagian peminum Beer telah beralih minum tuak
selain murah, para peminum juga mempunyai rasa idealisme yang tinggi
untuk memajukan petani lokal dari pada menambah pundi-pundi para cukong
besar yang memproduksi Bir.











0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.